Senin, 06 Februari 2012

tarif internet broadband di Indonesia akan lebih rendah

tarif internet broadband di Indonesia akan lebih rendah

 
Indonesia Menteri Tifatul Sembiring Komunikasi dan Informatika berjanji tarif internet broadband di Indonesia akan turun selama semuanya tersambung.
Sementara hari ini, kata Tifatul, internet broadband pembangunan infrastruktur di Indonesia baru selesai sekitar 80 persen.
Jaringan internet secara keseluruhan ditargetkan selesai pada tahun 2015 sesuai dengan pencapaian target Broadband Indonesia pada 2015.
Indonesia Timur
"Semua jaringan internet (backbone) di Indonesia telah terhubung sekitar 80 persen, meninggalkan Manado, Ternate, dan Papua," kata Tifatul dalam "Seminar Internet Sehat dan Aman" di Hotel Pullman, Jakarta (2012/02/06).
Saat ini, Telkom disebut menyelesaikan konstruksi jaringan backbone fiber optic baru dari sekitar 82 persen. Pada tahun 2012 mereka akan membangun jaringan internet, khususnya di bagian timur Indonesia.
Menurut rencana pemerintah, pembangunan infrastruktur jaringan internet akan mencakup Manado, Ternate, ke Sorong, Papua.
Kemudian, jaringan akan dihubungkan ke wilayah Merauke, Maluku, ke Kupang, Nusa Tenggara Barat.
"Jika infrastruktur selesai, jaringan broadband di seluruh Indonesia akan terhubung semua. Harga broadband (data rate) yang turun," tambahnya.
Tak terduga
Namun, pemerintah tidak dapat memprediksi besarnya penurunan tarif karena pembangunan dari internet yang telah terhubung di seluruh Indonesia.
Selain infrastruktur, pengguna internet di Indonesia meningkat dengan cepat, katanya, juga akan menyebabkan penurunan harga broadband di negara itu.
Saat ini, Indonesia memiliki hampir 45 juta pengguna internet, naik 21 persen dalam lima tahun terakhir. Sementara komputer rumah tangga penetrasi tingkat pertumbuhan 25,8 persen per tahun.
Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu pertumbuhan jumlah pengguna internet baru yang tercepat di dunia.
"Jumlah pengguna internet kita membeludak luar biasa, mulai dari 2 juta, 4 juta, naik 45 juta pengguna. Dengan perkembangan luas broadband, juga akan secara otomatis meningkatkan jumlah pengguna broadband di negara itu," jelasnya.
Pemerintah menargetkan program "Indonesia Broadband" menyadari pada tahun 2016 dengan akses informasi yang tidak mencukupi untuk semua kebutuhan desa-desa di negeri ini melalui program "Indonesia Connected" pada tahun 2012.
"Jika semua provinsi telah melayani program ini, akan terus dengan 'Broadband di Indonesia program tahun 2016 dan' Indonesia Digital pada tahun 2018," kata penasihat senior kepada Menteri Komunikasi dan Informasi, kalamullah Ramli, di Jimbaran, Badung Kabupaten, Bali, Rabu (9/11/2011).
Pada acara "Telkom Tahunan Bali International Conference" (batik), katanya, target terkoneksinya seluruh desa di Indonesia akan ditempuh dengan menyediakan akses ke informasi.
"Selain menyediakan akses informasi di desa-desa sekitar ibukota kabupaten juga akan diberikan akses ke internet," katanya.
Sementara itu, Chief Executive Officer PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) Ririek Adriansyah mengatakan kegiatan industri telekomunikasi pada konferensi tingkat internasional ini dihadiri oleh lebih dari 150 eksekutif dari sekitar 62 perusahaan di beberapa negara.
Termasuk perusahaan terkemuka di industri telekomunikasi dan teknologi seperti Google, Blackberry, Microsoft, Tata, Lantai 3 Amerika Serikat, China Telecom, Deutsche Telecom, Telkomsel, Hutchinson, dan PCCW.
"Kami sangat bangga dengan antusiasme mitra bisnis. Dukungan dan partisipasi aktif mereka yang dibuktikan dengan meningkatnya jumlah peserta yang mengikuti 2011 batik, forum tahunan yang kedua kalinya kita memegangnya," katanya.
Ia mengatakan, antusiasme dan respons yang tinggi mencerminkan pengakuan bahwa Telin adalah salah satu pemain terkemuka di industri telekomunikasi global, "katanya.
Ririek Adriansyah menambahkan, batik 2011 pada tema "Memanfaatkan Peluang untuk Tumbuh" akan diselenggarakan selama tiga hari hingga Jumat (2011/11/11).
"Hari ini diisi dengan berbagai kegiatan konferensi dan pertemuan bilateral, sedangkan hari berikutnya diisi dengan kegiatan sosial," katanya.
Dia menjelaskan bahwa hari pertama sesi konferensi akan membahas isu-isu yang sedang hangat di industri telekomunikasi, tren saat ini dari pendapatan masa depan industri telekomunikasi.
Pada kesempatan itu, menghadirkan pembicara terkemuka di industri, termasuk tiga pembicara, antara lain kalamullah Ramli (penasihat senior Menteri Komunikasi dan Informatika), Luc Grimond (Senior Manager Accenture Teknologi Komunikasi Praktek Singapura), dan Indra Utoyo (Kepala Information Officer) Telkom Indonesia.
Selain itu, ia mengatakan, konferensi ini juga akan mengadakan diskusi panel yang membahas masalah dari dua topik tersebut di atas, serta berbagai pertemuan konferensi bilateral antarpeserta.
Ririek lebih lanjut berharap konferensi ini bisa menjadi platform komunikasi yang tepat untuk industri telekomunikasi global, untuk dapat bekerja lebih erat sama untuk membangun industri telekomunikasi.
"Kami berharap acara ini menjadi tempat untuk industri telekomunikasi global untuk bertukar informasi dan saling memberikan data baru lainnya mengenai perkembangan terbaru di dunia telekomunikasi, serta gaya hidup digital dari seluruh dunia." katanya.
Di masa depan, membuat panggilan telepon atau mengakses internet mungkin benar-benar gratis. Pelanggan tidak perlu membayar untuk operator telekomunikasi untuk dapat menikmati pelayanan dasar.
Hal ini karena akses ke jaringan telekomunikasi tidak lagi menjadi sumber utama pendapatan operator telekomunikasi.Tren di masa depan, operator akan menuai keuntungan dari layanan dan konten yang berjalan di jaringan.
"Jadi dari mana mereka mendapat penghasilan? Bisa transaksi nasabah atau iklan. Sumber penghasilan yang diperoleh dari jasa bekerja sama dengan pihak ketiga," kata Luc Grimond, Senior Manager di Strategi Komunikasi Accenture di Avaya batik 2011 Spa and Resort, Jimbaran, Bali , Rabu (2011/09/11).
Dia mengatakan operator telekomunikasi di seluruh dunia sekarang sedang menghadapi tantangan berat untuk mencari sumber pendapatan baru. Hal ini karena ARPU (average revenue per user) atau pendapatan rata-rata per ditangguk pelanggan terus menurun.
Menurut dia, untuk dapat menggandakan pendapatan, konten menjadi salah satu faktor penting. Bahkan, operator harus mampu menyediakan layanan dan konten untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan.
"Misalnya ritel, dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi operator," katanya. Untuk mengakses layanan ini, pelanggan tidak mungkin dibebankan, tetapi ketika mereka melakukan transaksi, muatan baru.
Luc dibenarkan mengingat apa Utoyo Indra, Chief Information Officer PT Telkom Indonesia. Dia mengatakan, di masa depan, tren layanan telekomunikasi tidak lagi bergantung pada akses belaka. Telkom kini juga telah berkembang tidak hanya dalam bisnis tetapi juga teknologi informasi telkomunikasi, media, dan edutainment.
"Layanan dan konten harus bundling. Pelanggan hanya membayar datar, tapi dapat dengan bebas mengakses," katanya. Dia mengutip sebuah layanan musik online dari Melon Telkom. Pelanggan membayar biaya berlangganan untuk jumlah tertentu untuk bisa mengakses semua konten yang tidak lagi dikenakan biaya akses data. Namun, untuk men-download konten biaya tambahan per transaksi.
Ia mengakui bahwa biaya saat akses belum benar-benar gratis kepada pelanggan. Hal ini karena operator masih diperlukan untuk biaya operasional. Namun, tidak mungkin saat biaya tersebut kompensasi, misalnya, dengan iklan, tidak mungkin biaya akses benar-benar gratis.

1 komentar:

  1. Wah, makin berkembang nih IT di Indonesia.. apalagi online shop di Indonesia yang udah mulai pabalatak.. hehe :D

    BalasHapus